Dibanding sejumlah lokasi pencoblosan lain, Indonesia Corruption Watch (ICW)menganggap lapas adalah tempat yang paling rawan terjadinya kecurangan dalam pemilu. Akibatnya, ICW akan melakukan pemantauan bersama dengan TII, JPPR, Perludem, LBH Jakarta, AJI
Jakarta dan ILAB (MataMassa) pada Pemilu Legislatif 9 April mendatang.
"Akses yang minim dikhawatirkan menjadi potensi kerawanan
kecurangan untuk pelaksanaan Pileg di Lapas," kata peneliti ICW,
Abdullah Dahlan, di kawasan Cikini, Jakarta, Senin 7 April 2014.
Lapas Rawan Kecurangan Pemilu
Menurut Abdullah, dalam kondisi ini pejabat maupun petugas Lapas
dan jaringan media harus menjamin kecurangan tidak terjadi. Minimnya
akses informasi yang diterima oleh para tahanan mewajibkan petugas Lapas
harus menjamin Pemilu bisa berjalan jujur dan adil di hari pencoblosan.
Pemantauan Pemilu di dalam Lapas bukanlah hal mudah seperti di TPS
yang berada di luar Lapas. Tidak semua masyarakat mempunyai akses untuk
keluar masuk ke Lapas.
"Oleh karena itu petugas Lapas lah ujung tombak pengawasan hingga
Pemilu di dalam Lapas bisa berjalan dengan jujur dan adil," ungkapnya.
"Kita sudah siapkan 300 pemantau yang
tersebar di 15 provinsi. Pelanggaran-pelanggaran seperti pemberian uang,
jasa, barang serta penggunaan fasilitas negara akan disikapi oleh tim
pematau," ujar dia. Hal ini dilakukan untuk koalisi pengawasan di lapangan.
Selain itu, jaringan ini meminta masyarakat agar bersedia menjadi
relawan pemantau. Tanpa bantuan dari masyarakat, kecurangan sulit
dipantau oleh tim ini.
Apakah antusiasme para warga lapas sama dengan antusiasme WNI di India untuk mencoblos?
@
Tagged @ Politik
0 komentar:
Posting Komentar - Kembali ke Konten